Agama
dan sekelompok masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masyarakat
tidak bisa hidup tanpa adanya agama yang menjadi pedoman hidupnya. Agama yang
mengatur kehidupan masyarakat sebagai pemeluknya. Agama sebagai suatu sistem mencakup
individu dan masyarakat, seperti adanya emosi keagamaan, keyakinan terhadap
sikap paham kesatuan sosial yang terikat pada agamanya.
Agama
dan sekelompok masyarakat merupakn isu yang sangat sensitif. Hal ini
dikarenakan keyakinan yang tidak sama antara orang satu dengan yang lainnya.
Agama yang berkembang di masyarakat pun
tidak hanya satu. Namun, apapun agamanya yang jelas, masyarakat akan mematuhi
apa yang diajarkan oleh agama mereka.
Agama
dan masyarakat seakan-akan menjadi sebuah kehidupan itu sendiri. Masyarakat
yang mejalankan ajaran suatu agama akan menjadikannya sebagai pengatur
kehidupannya, mulai dari sejak dilahirkan sampai ajal menjemput. Banyak hal
yang bisa kita pelajari dan dapatkan dari agama yang berkembang dalam masyarakat
ini. Dengan agama kita bisa saling bercermin dan berlomba-lomba dalam
menonjolkan kebaikan, terutam di negara kita.
Agama
merupakan factor yang sangat penting dan sangat menentukan bagi kehidupan
jutaan manusia. Agama seringkali menjadi motif dalam keputusan-keputusan
politik, social ekonomi, serta pernyataan-pernyataan kebudayaan. Agama dapat
mempersatukan dari berbagai suku dan bangsa di dunia ini. Agama dapat menjadi
tali pengikat persaudaraan yang kekal, yang melampaui batas-batas wilayah atau
georafi. Orang-orang beragama lebih dekat satu sama lain karena mereka mengenal
seperangkat nilai-nilai dasar sebagai pedoman bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
FUNGSI AGAMA
Menurut lembaga social, agama merupakan bentuk
perilaku manusia yang terlembaga .Dalam masyarakat ada tiga aspek penting yaitu
:
1. Kebudayaan, system social dan kepribadian.
Teori fungsional dalam melihat kebudayaan adalah wujud
suatu kompleks dariide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma dan
peraturan. Funsi kepribadian dalam ini merupakan suatu dorongan kebutuhan
yangkompleks dan kecendrungan bertindak.
2. Aksioma teori fungsional agama
adalah segala sesuatu yang tidak berfungsiakan lenyap dengan sendirinya dan di
klasifikasikan berupa : keyakinan, praktek, pengamalan, pengetahuan dan
konsekuensi.
3. Masyarakat inustri bercirikan
dinamika dan semakin berpengaruh terhadapsemua aspek kehidupan. Perkembangan
iptek mempunyai konsekuensi penting bagi agama.Sekulerisai cenderung
mempersempit ruang gerak kepercayaan dan pengalamankeagamaan. Kebanyakan agama
yang menerima nilai- nilai institusional baru adalah agama – agama aliran.
PELEMBAGAAN
AGAMA
Agama
bersifat universal, permanent, dan mengatur dalam kehidupan sehingga bila
memeahami agama akan sukar memahami masyarakat. Agama melalui wahyunya atau kitab sucinya memberikan
petunjuk kepada manusia guna memenuhi kebutuhan mendasar, yaitu selamat dunia
dan di akhirat, di dalam perjuangannya tentu tidak boleh lalai. Untuk
kepentingan tersebut perlu jaminan yang memberikan rasa aman bagi pemeluknya.
Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin.
Agama
menjadi salah satu aspek kehidupan semua kelompok sosial, merupakan fenomena
yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja,
yang dalam beberapa hal penting bersifat keagamaan. Dan terbentuklah organisasi
keagamaan untuk mengelola masalah keagamaan.
Yang
semula terbentuk dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi,
kemudian menjadi organisasi kegamaan yang terlembaga. Lembaga keagamaan
berkembang sebagai pola ibadah, ide- ide, ketentuan (keyakinan), dan tampil
sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Tampilnya organisasi agama akibat
adanya kedalaman beragama, dan mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal
alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya.
Menurut Elizabeth K. Notinghan yaitu
:
1. Masyarakat yang terbelakang dan
nilai – nilai sacral.
2. Masyarakat indutri yang berkembang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar